1. Komunikasi Lisan
Komunikasi
lisan adalah komunikasi yang alat utamanya menggunakan bahasa, berbahasa yang
baik dan efektif, padat, dan jelas dalam menyampaikan gagasan, pikiran, atau
perasaan dengan sopan dan penuh tata karma yang bertujuan memindahkan maklumat,
perasaan, ide, pikiran, seorang individu kepada individu lain atau kepada
sekumpulan individu untuk menyampaikan pesan agar bisa terjadi proses saling
memahami satu dengan yang lain
Komunikasi lisan dapat
dibagi menjadi dua yaitu :
1.1.Komunikasi lisan secara langsung
Komunikasi lisan secara
langsung adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang saling
bertatap muka secara langsung dan tidak ada jarak atau peralatan yang membatasi
mereka. Lisan ini terjadi pada saat dua orang atau lebih saling berbicara/
berdialog, pada saat wawancara, rapat, atau berpidato.
1.2.Komunikasi lisan yang tidak langsung
Komunikasi lisan yang
tidak langsung adalah komunikasi yang dilakukan dengan perantara alat seperti
telepon, handphone, dan lain sebagainya
karena adanya jarak dengan si pembicara dengan lawan bicara.
2.
Komunikasi Tulisan
Komunikasi tulisan
adalah komunikasi yang di lakukan dengan perantaraan tulisan tanpa adanya
pembicaraan secara langsung dengan menggunakan bahasa yang singkat, jelas, dan
dapat dimengerti oleh penerima. Komunikasi tulisan dapat berupa surat-menyurat,
sms, surat elektronik, dan lain sebagainya.
Menurut
Bovee dan Thill (1989) dalam penyampaian pesan secara tertulis, mempunyai
keuntungan yang sangat besar yaitu :
a)
Adanya peluang untuk mengontrol pesan.
b)
Isi pesan yang disampaikan dapat memuat informasi yang sangat kompleks dan
memerlukan uraian sangat detail.
c)
Pesan yang disampaikan dapat didokumentasikan, sehingga dapat dimanfaatkan
untuk rujukan pada masa mendatang.
d)
Pesan dapat disebabkan secara luas, ketika khalayak yang ingin dijangkau sangat
besar dan terpisah secara geografis.
Komunikasi
tertulis dapat dipilih bilamana :
1.
Pesan atau subjek yang ingin disampaikan cukup banyak dan komplek; perlu
penjelasan panjang lebar suatu teknis; perlu visualisasi pesan dalam bentuk
angka-angka, grafik, gambar, data statistik.
2.
Penerima pesan terpisah jarak jauh dengan pemberi pesan.
3.
Memerlukan laporan, data atau dokumen tertulis untuk arsip.
4.
Tidak dibutuhkan tanggapan cepat dari penerima pesan.
3.
Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal
merupakan bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komnunikan
dengan cara tertulis atau lisan.
Komunikasi Verbal
mencakup aspek-aspek berupa ;
a.
Vocabulary (perbendaharaan
kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan
kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam
berkomunikasi.
b.
Racing (kecepatan). Komunikasi
akan lebih efektif dan sukses bila
kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu
lambat.
c.
Intonasi suara: akan mempengaruhi arti
pesan secara dramatik sehingga pesan
akan menjadi lain artinya bila diucapkan
dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional
merupakan hambatan dalam berkomunikasi.
d.
Humor
Humor dapat meningkatkan
kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan bahwa dengan tertawa
dapat membantu menghilangkan stress dan
nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor
adalah merupakan satu-satunya selingan
dalam berkomunikasi.
e.
Singkat dan jelas.
Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat
dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.
f.
Timing (waktu yang tepat)
Timing adalah hal kritis
yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat
menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.
- Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non verbal
adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata
dan komunikasi non verbal memberikan arti pada komunikasi verbal.
Yang termasuk komunikasi
non verbal :
a. Ekspresi wajah
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan
komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.
b. Kontak mata, merupakan sinyal
alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama
berinterakasi atau tanya jawab berarti
orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk
memperhatikan bukan sekedar
mendengarkan. Melalui kontak mata juga
memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya.
c.
Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan
dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan
seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih
sayang atau simpati dapat dilakukan
melalui sentuhan.
d.
Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang
berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur
tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat
kesehatannya.
e.
Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas
panjang, tangisan juga salah satu
ungkapan perasaan dan pikiran
seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan
semua bentuk komunikasi non verbal
lainnya sampai desis atau suara
dapat menjadi pesan yang sangat
jelas.
f.
Gerak isyarat, adalah yang dapat
mempertegas pembicaraan . Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari
komunikasi seperti mengetuk-ngetukan
kaki atau mengerakkan tangan selama
berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan
stress bingung atau sebagai upaya
untuk menghilangkan stress.
5.
Komunikasi Agresif
Komunikasi agresif adalah
komunikasi yang lebih didominasi oleh satu pihak, sedangkan pihak yang lainnya
hanya sebagai penderita atau pendengar / pasif. Komunikasi agresif ini biasanya
bersifat mengendalikan lawan bicaranya.
Ciri-ciri komunikasi
agresif :
·
Lebih menekankan pada kemauan/ kehendaknya
sendiri.
·
Bernada keras dan bermusuhan
·
Menginterupsi pembicaraan lawan bicaranya
·
Menggunakan kata-kata yang memojokkan lawan
bicara
·
Berargumentasi dengan berbagai cara agar apa yang
dikemukakannya menang
·
Memaksa
orang untuk melakukan hal-hal yang tidak ingin dilakukan
·
Menyerang
secara fisik atau verbal
·
Intimidasi
·
Ingin
menang dengan segala cara
·
Suka
memakai kambing hitam
·
Suka
memakai figur “Big Boss”
Komunikasi agresif memiliki satu buah
sub yaitu “komunikasi agresif tidak langsung” yang berupaya untuk memaksa orang
lain melakukan hal yang kita kehendaki tetapi mereka tidak menghendakinya.
Istilah “pisau dibalik topeng senyuman” mungkin
cocok dengan komunikasi agresif tidak langsung karena cara-cara mereka umumnya
sopan, tenang, manipulatif/menjebak, merendahkan orang lain, dan sabotase.
Orang yang melakukan komunikasi agresif mungkin pada awalnya merasa puas, menang/superior dan cenderung untuk mengulangi tindakannya. Tetapi untuk jangka panjangnya mereka dapat merasa bersalah (saat memikirkan tindakannya), malu, dan ditinggalkan teman. Pada akhirnya akan terus menyalahkan orang lain atau sistem. Balas dendam mungkin dapat dilakukan oleh orang lain yang sebelumnya disudutkan.
Orang yang melakukan komunikasi agresif mungkin pada awalnya merasa puas, menang/superior dan cenderung untuk mengulangi tindakannya. Tetapi untuk jangka panjangnya mereka dapat merasa bersalah (saat memikirkan tindakannya), malu, dan ditinggalkan teman. Pada akhirnya akan terus menyalahkan orang lain atau sistem. Balas dendam mungkin dapat dilakukan oleh orang lain yang sebelumnya disudutkan.
6.
Komunikasi Pasif
Komunikasi
ini merupakan lawan dari komunikasi agresif dimana orang tersebut cenderung
untuk mengalah dan tidak dapat mempertahankan kepentingannya sendiri. Bahkan
hak mereka cenderung dilanggar namum dibiarkan. Mereka cenderung untuk menolak
secara pasif (dengan ngomel dibelakang misalnya).
Ciri-ciri komunikasi pasif ini adalah:
• Orang yang jarang mengungkapkan keinginan dan kebutuhan atau perasaan
• Mengikuti tuntutan dan kemauan orang lain, ingin menghindari konflik
• Tidak mampu mempertahankan hak dan pribadinya
• Selalu mengedepankan orang lain
• Minta maaf berlebihan
• Marah kecewa, frustasi dipendam
• Tidak tahu apa yang diinginkan
• Tidak bisa ambil keputusan
• Selalu mencari-cari alasan atas tindakan
Untuk jangka pendek, komunikasi ini bisa mengakibat rasa lega, terhindar dari rasa bersalah, bangga, dan kasihan pada diri sendiri. Namun untuk jangka panjang dapat kehilangan percaya diri dan hormat pada diri sendiri.
Ciri-ciri komunikasi pasif ini adalah:
• Orang yang jarang mengungkapkan keinginan dan kebutuhan atau perasaan
• Mengikuti tuntutan dan kemauan orang lain, ingin menghindari konflik
• Tidak mampu mempertahankan hak dan pribadinya
• Selalu mengedepankan orang lain
• Minta maaf berlebihan
• Marah kecewa, frustasi dipendam
• Tidak tahu apa yang diinginkan
• Tidak bisa ambil keputusan
• Selalu mencari-cari alasan atas tindakan
Untuk jangka pendek, komunikasi ini bisa mengakibat rasa lega, terhindar dari rasa bersalah, bangga, dan kasihan pada diri sendiri. Namun untuk jangka panjang dapat kehilangan percaya diri dan hormat pada diri sendiri.
7.
Komunikasi Asertif
Komunikasi asertif adalah komunikasi
yang terbuka, menghargai diri sendiri dan orang lain. Komunikasi asertif tidak
menaruh perhatian hanya pada hasil akhir tapi juga hubungan perasaan antar
manusia.
Ciri-ciri
komunikasi asertif adalah:
• Terbuka dan jujur terhadap pendapat diri dan orang lain.
• Mendengarkan pendapat orang lain dan memahami.
• Menyatakan pendapat pribadi tanpa mengorbankan perasaan orang lain.
• Mencari solusi bersama dan keputusan.
• Menghargai diri sendiri dan orang lain, mengatasi konflik.
• Menyatakan perasaan pribadi, jujur tetapi hati-hati.
• Mempertahankan hak diri.
• Terbuka dan jujur terhadap pendapat diri dan orang lain.
• Mendengarkan pendapat orang lain dan memahami.
• Menyatakan pendapat pribadi tanpa mengorbankan perasaan orang lain.
• Mencari solusi bersama dan keputusan.
• Menghargai diri sendiri dan orang lain, mengatasi konflik.
• Menyatakan perasaan pribadi, jujur tetapi hati-hati.
• Mempertahankan hak diri.
SUMBER :
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/komunikasi_bisnis/bab2-macam_macam_komunikasi.pdf
diakses 22 Februari 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar