Sabtu, 16 Februari 2013

JENIS-JENIS KOMUNIKASI


1.      Komunikasi Lisan
Komunikasi lisan adalah komunikasi yang alat utamanya menggunakan bahasa, berbahasa yang baik dan efektif, padat, dan jelas dalam menyampaikan gagasan, pikiran, atau perasaan dengan sopan dan penuh tata karma yang bertujuan memindahkan maklumat, perasaan, ide, pikiran, seorang individu kepada individu lain atau kepada sekumpulan individu untuk menyampaikan pesan agar bisa terjadi proses saling memahami satu dengan yang lain
Komunikasi lisan dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1.1.Komunikasi lisan secara langsung
Komunikasi lisan secara langsung adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang saling bertatap muka secara langsung dan tidak ada jarak atau peralatan yang membatasi mereka. Lisan ini terjadi pada saat dua orang atau lebih saling berbicara/ berdialog, pada saat wawancara, rapat, atau berpidato.
1.2.Komunikasi lisan yang tidak langsung
Komunikasi lisan yang tidak langsung adalah komunikasi yang dilakukan dengan perantara alat seperti telepon, handphone,  dan lain sebagainya karena adanya jarak dengan si pembicara dengan lawan bicara.

2.      Komunikasi Tulisan
Komunikasi tulisan adalah komunikasi yang di lakukan dengan perantaraan tulisan tanpa adanya pembicaraan secara langsung dengan menggunakan bahasa yang singkat, jelas, dan dapat dimengerti oleh penerima. Komunikasi tulisan dapat berupa surat-menyurat, sms, surat elektronik, dan lain sebagainya.
Menurut Bovee dan Thill (1989) dalam penyampaian pesan secara tertulis, mempunyai keuntungan yang sangat besar yaitu :
a) Adanya peluang untuk mengontrol pesan.
b) Isi pesan yang disampaikan dapat memuat informasi yang sangat kompleks dan memerlukan uraian sangat detail.
c) Pesan yang disampaikan dapat didokumentasikan, sehingga dapat dimanfaatkan untuk rujukan pada masa mendatang.
d) Pesan dapat disebabkan secara luas, ketika khalayak yang ingin dijangkau sangat besar dan terpisah secara geografis.
Komunikasi tertulis dapat dipilih bilamana :
1. Pesan atau subjek yang ingin disampaikan cukup banyak dan komplek; perlu penjelasan panjang lebar suatu teknis; perlu visualisasi pesan dalam bentuk angka-angka, grafik, gambar, data statistik.
2. Penerima pesan terpisah jarak jauh dengan pemberi pesan.
3. Memerlukan laporan, data atau dokumen tertulis untuk arsip.
4. Tidak dibutuhkan tanggapan cepat dari penerima pesan.
3.      Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal merupakan bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komnunikan dengan cara tertulis atau lisan.
Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek berupa ;
a.       Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.
b.      Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif  dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
c.       Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan  secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya  bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.
d.      Humor
Humor dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan  stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan  satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.
e.       Singkat dan jelas.
Komunikasi  akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.
f.       Timing (waktu yang tepat)
Timing adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti bila seseorang  bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.
  1. Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata  dan komunikasi non verbal memberikan arti  pada komunikasi verbal.
Yang termasuk komunikasi non verbal :
a.       Ekspresi wajah  
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.
b.     Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama berinterakasi  atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan  bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata  juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya.

c.           Sentuhan  adalah bentuk komunikasi personal  mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan  seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang  atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.
d.      Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.

e.       Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan  juga salah satu ungkapan  perasaan  dan pikiran  seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi  non verbal lainnya  sampai desis  atau suara  dapat menjadi pesan yang sangat  jelas.


f.       Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan . Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari komunikasi  seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan  selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan  stress  bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress.

5.      Komunikasi Agresif
Komunikasi agresif adalah komunikasi yang lebih didominasi oleh satu pihak, sedangkan pihak yang lainnya hanya sebagai penderita atau pendengar / pasif. Komunikasi agresif ini biasanya bersifat mengendalikan lawan bicaranya.
Ciri-ciri komunikasi agresif :
·         Lebih menekankan pada kemauan/ kehendaknya sendiri.
·         Bernada keras dan bermusuhan
·         Menginterupsi pembicaraan lawan bicaranya
·         Menggunakan kata-kata yang memojokkan lawan bicara
·         Berargumentasi dengan berbagai cara agar apa yang dikemukakannya menang
·         Memaksa orang untuk melakukan hal-hal yang tidak ingin dilakukan
·         Menyerang secara fisik atau verbal
·         Intimidasi
·         Ingin menang dengan segala cara
·         Suka memakai kambing hitam
·         Suka memakai figur “Big Boss”
Komunikasi agresif memiliki satu buah sub yaitu “komunikasi agresif tidak langsung” yang berupaya untuk memaksa orang lain melakukan hal yang kita kehendaki tetapi mereka tidak menghendakinya. Istilah “pisau dibalik topeng senyuman” mungkin cocok dengan komunikasi agresif tidak langsung karena cara-cara mereka umumnya sopan, tenang, manipulatif/menjebak, merendahkan orang lain, dan sabotase.
Orang yang melakukan komunikasi agresif mungkin pada awalnya merasa puas, menang/superior dan cenderung untuk mengulangi tindakannya. Tetapi untuk jangka panjangnya mereka dapat merasa bersalah (saat memikirkan tindakannya), malu, dan ditinggalkan teman. Pada akhirnya akan terus menyalahkan orang lain atau sistem. Balas dendam mungkin dapat dilakukan oleh orang lain yang sebelumnya disudutkan.

6.      Komunikasi Pasif
Komunikasi ini merupakan lawan dari komunikasi agresif dimana orang tersebut cenderung untuk mengalah dan tidak dapat mempertahankan kepentingannya sendiri. Bahkan hak mereka cenderung dilanggar namum dibiarkan. Mereka cenderung untuk menolak secara pasif (dengan ngomel dibelakang misalnya).
Ciri-ciri komunikasi pasif ini adalah:
• Orang yang jarang mengungkapkan keinginan dan kebutuhan atau perasaan
• Mengikuti tuntutan dan kemauan orang lain, ingin menghindari konflik
• Tidak mampu mempertahankan hak dan pribadinya
• Selalu mengedepankan orang lain
• Minta maaf berlebihan
• Marah kecewa, frustasi dipendam
• Tidak tahu apa yang diinginkan
• Tidak bisa ambil keputusan
• Selalu mencari-cari alasan atas tindakan
Untuk jangka pendek, komunikasi ini bisa mengakibat rasa lega, terhindar dari rasa bersalah, bangga, dan kasihan pada diri sendiri. Namun untuk jangka panjang dapat kehilangan percaya diri dan hormat pada diri sendiri.
7.      Komunikasi Asertif
Komunikasi asertif adalah komunikasi yang terbuka, menghargai diri sendiri dan orang lain. Komunikasi asertif tidak menaruh perhatian hanya pada hasil akhir tapi juga hubungan perasaan antar manusia.
Ciri-ciri komunikasi asertif adalah:
• Terbuka dan jujur terhadap pendapat diri dan orang lain.
• Mendengarkan pendapat orang lain dan memahami.
• Menyatakan pendapat pribadi tanpa mengorbankan perasaan orang lain.
• Mencari solusi bersama dan keputusan.
• Menghargai diri sendiri dan orang lain, mengatasi konflik.
• Menyatakan perasaan pribadi, jujur tetapi hati-hati.
• Mempertahankan hak diri.

SUMBER :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar