A.
PEGERTIAN
·
Dehidrasi
dideskripsikan sebagai suatu keadaan keseimbangan cairan yang negatif atau
terganggu yang bisa disebabkan oleh berbagai jenis penyakit (Huang et al, 2009).
·
Dehidrasi
terjadi karena kehilangan air
(output) lebih banyak daripada
pemasukan air (input) (Suraatmaja, 2010). Cairan yang keluar biasanya disertai
dengan elektrolit (Latief, dkk., 2005).
Berdasarkan
pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan dehidrasi (''hypohydration'')
didefinisikan sebagai hilangnya
cairan yang berlebihan dalam tubuh atau gangguan
pengeluaran cairan pada tubuh yang
tidak seimbang dengan pemasukan cairan (misalnya minum). Ini bukan penyakit,
tetapi gejala yang ditimbulkan oleh penyakit lain. Biasanya dehidrasi terjadi
karena infeksi yang menyebabkan muntah dan diare.
B.
JENIS-JENIS DEHIDRASI
1. Berdasarkan
gejala klinis dan pemeriksaan fisik, dehidrasi dapat dibagi menjadi dehidrasi
ringan, sedang dan berat seperti pada tabel di bawah ini:
Klasifikasi
Dehidrasi Berdasarkan Gejala Klinis dan Pemeriksaan Fisik Gejala/tanda
|
Ringan
(3-5%)
|
Sedang
(6-9%)
|
Berat
(10% atau lebih)
|
Tingkat
kesadaran
|
Sadar
|
Letargi
|
Tidak
sadar
|
Pengisian
kembali kapiler
|
2
detik
|
2-4
detik
|
Lebih
dari 4 detik
|
Membrane
mukosa
|
Normal
|
Kering
|
Sangat
kering
|
Denyut
jantung
|
Sedikit
meningkat
|
Meningkat
|
Sangat
meningkat
|
Laju
pernapasan
|
Normal
|
Meningkat
|
Meningat
dan hiperapnea
|
Tekanan
darah
|
Normal
|
Normal;
ortostatik
|
Menurun
|
Denyut
nadi
|
Normal
|
Cepat
dan lemah
|
Sangat
lemah/ samar atau tidak teraba
|
Turgor
kulit
|
Kembali
normal
|
Kembali
lambat
|
Tidak
segera kembali
|
Fontanella
|
Normal
|
Agak
cekung
|
Cekung
|
Mata
|
Normal
|
Cekung
|
Sangat
cekung
|
Keluaran
urin
|
Menurun
|
Oliguria
|
Anuria
|
2. Berdasarkan
gambaran elektrolit serum, dehidrasi dapat dibagi menjadi :
a. Dehidrasi
Hiponatremik atau Hipotonik
Dehidrasi
hiponatremik merupakan kehilangan natrium yang relatif lebih besar daripada
air, dengan kadar natrium kurang dari 130 mEq/L. Apabila terdapat kadar natrium
serum kurang dari 120 mEq/L, maka akan terjadi edema serebral dengan segala
akibatnya, seperti apatis, anoreksia, nausea, muntah, agitasi, gangguan
kesadaran, kejang dan koma (Garna, dkk., 2000). Kehilangan natrium dapat
dihitung dengan rumus :
Defisit
natrium (mEq) = (135 - S Na) air tubuh total (dalam L) (0,6 x berat badan dalam
kg)
S
Na bearti konsentrasi natrium serum yang terukur, sedangkan 135 adalah nilai
normal rendah natrium serum. Pada dehidrasi hipotonik atau hiponatremik, cairan
ekstraseluler relatif hipotonik terhadap cairan intraseluler, sehingga air
bergerak dari kompartemen ekstraseluler ke intraseluler. Kehilangan volume
akibat kehilangan eksternal dalam bentuk dehidrasi ini akan makin diperberat
dengan perpindahan cairan ekstraseluler ke kompartemen intraseluler. Hasil
akhirnya adalah penurunan volume ekstraseluler yang dapat mengakibatkan
kegagalan sirkulasi (Behrman et al, 2000). Dehidrasi hiponatremik dapat
disebabkan oleh penggantian kehilangan cairan dengan cairan rendah solut
(Graber, 2003).
b. Dehidrasi
Isonatremi atau Isotonik
Dehidrasi
isonatremik (isotonik) terjadi ketika hilangnya cairan sama dengan konsentrasi
natrium dalam darah. Kehilangan natrium dan air adalah sama jumlahnya/besarnya
dalam kompartemen cairan ekstravaskular maupun intravaskular. Kadar natrium
pada dehidrasi isonatremik 130-150 mEq/L (Huang et al, 2009). Tidak ada
perubahan konsentrasi elektrolit darah pada dehidrasi isonatremik (Latief,
dkk., 2005).
c. Dehidrasi
Hipernatremik atau Hipertonik
Dehidrasi
hipernatremik (hipertonik) terjadi ketika cairan yang hilang mengandung lebih
sedikit natrium daripada darah (kehilangan cairan hipotonik), kadar natrium
serum > 150 mEq/L. Kehilangan natrium serum lebih sedikit daripada air,
karena natrium serum tinggi, cairan di ekstravaskular pindah ke intravaskular
meminimalisir penurunan volume intravaskular (Huang et al, 2009). Dehidrasi
hipertonik dapat terjadi karena pemasukan (intake) elektrolit lebih banyak
daripada air (Dell, 1973 dalam Suharyono, 2008). Cairan rehidrasi oral yang
pekat, susu formula pekat, larutan gula garam yang tidak tepat takar merupakan
faktor resiko yang cukup kuat terhadap kejadian hipernatremia (Segeren, dkk.,
2005). Terapi cairan untuk dehidrasi hipernatremik dapat sukar karena
hiperosmolalitas berat dapat mengakibatkan kerusakan serebrum dengan perdarahan
dan trombosis serebral luas, serta efusi subdural. Jejas serebri ini dapat
mengakibatkan defisit neurologis menetap. Seringkali, kejang terjadi selama
pengobatan bersamaan dengan kembalinya natrium serum ke kadar normal. Selama
masa dehidrasi, kandungan natrium sel-sel otak meningkat, osmol idiogenik
intraselular, terutama taurine, dihasilkan. Dengan penurunan cepat osmolalitas
cairan ekstraselular akibat perubahan natrium serum dan kadang-kadang disertai
penurunan konsentrasi subtansi lainnya yang serasa osmotik aktif misalnya
glukosa, dapat terjadi perpindahan berlebihan air ke dalam sel otak selama
rehidrasi dan menimbulkan udem serebri. Pada beberapa penderita, udem otak ini
dapat ireversibel dan bersifat mematikan. Hal ini dapat tejadi selama koreksi
hipernatremia yang terlalu tergesa-gesa atau dengan penggunaan larutan hidrasi
awal yang tidak isotonis. Terapi disesuaikan untuk mengembalikan kadar natrium
serum ke nilai normal tetapi tidak lebih cepat dari 10 mEq/L/24 jam (Behrman et
al, 2000).
C.
PENYEBAB DEHIDRASI
Beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi yaitu,
1. Diare
Diare adalah alasan paling umum seseorang kehilangan kelebihan air. Jumlah yang signifikan air dapat hilang dengan setiap buang air besar. Seluruh dunia, lebih dari empat juta anak meninggal setiap tahun karena dehidrasi akibat diare.
2. Muntah
Muntah dapat juga menjadi penyebab hilangnya cairan dan sulit bagi seseorang untuk menggantikan air dengan minum itu jika mereka tidak mampu menoleransi cairan.
3. Keringat
Tubuh dapat kehilangan air dalam jumlah yang signifikan ketika mencoba untuk mendinginkan diri dengan berkeringat. Apakah tubuh panas karena lingkungan (misalnya, bekerja di lingkungan yang hangat), intens berolahraga dalam lingkungan yang panas, atau karena demam hadir karena adanya infeksi tubuh menggunakan sejumlah besar air dalam bentuk keringat dingin sendiri. Tergantung pada kondisi cuaca, jalan cepat akan menghasilkan hingga 16 ons keringat (satu pon air).
4. Diabetes
Pada orang dengan diabetes, peningkatan kadar gula darah menyebabkan gula tumpah ke dalam air seni dan air kemudian berikut, yang dapat menyebabkan dehidrasi yang signifikan. Untuk alasan ini, sering buang air kecil dan rasa haus yang berlebihan adalah salah satu gejala diabetes.
5. Burns.
Burn korban mengalami dehidrasi karena air merembes ke dalam kulit rusak. Lain penyakit radang kulit juga berhubungan dengan hilangnya cairan.
6. Ketidakmampuan untuk minum cairan.
Ketidakmampuan untuk minum secara memadai adalah penyebab potensial lainnya dehidrasi. Apakah itu adalah kurangnya ketersediaan air atau kurangnya kekuatan untuk minum dalam jumlah yang memadai, ini, ditambah dengan rutinitas atau air yang luar biasa kerugian dapat menambah tingkat dehidrasi.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi yaitu,
1. Diare
Diare adalah alasan paling umum seseorang kehilangan kelebihan air. Jumlah yang signifikan air dapat hilang dengan setiap buang air besar. Seluruh dunia, lebih dari empat juta anak meninggal setiap tahun karena dehidrasi akibat diare.
2. Muntah
Muntah dapat juga menjadi penyebab hilangnya cairan dan sulit bagi seseorang untuk menggantikan air dengan minum itu jika mereka tidak mampu menoleransi cairan.
3. Keringat
Tubuh dapat kehilangan air dalam jumlah yang signifikan ketika mencoba untuk mendinginkan diri dengan berkeringat. Apakah tubuh panas karena lingkungan (misalnya, bekerja di lingkungan yang hangat), intens berolahraga dalam lingkungan yang panas, atau karena demam hadir karena adanya infeksi tubuh menggunakan sejumlah besar air dalam bentuk keringat dingin sendiri. Tergantung pada kondisi cuaca, jalan cepat akan menghasilkan hingga 16 ons keringat (satu pon air).
4. Diabetes
Pada orang dengan diabetes, peningkatan kadar gula darah menyebabkan gula tumpah ke dalam air seni dan air kemudian berikut, yang dapat menyebabkan dehidrasi yang signifikan. Untuk alasan ini, sering buang air kecil dan rasa haus yang berlebihan adalah salah satu gejala diabetes.
5. Burns.
Burn korban mengalami dehidrasi karena air merembes ke dalam kulit rusak. Lain penyakit radang kulit juga berhubungan dengan hilangnya cairan.
6. Ketidakmampuan untuk minum cairan.
Ketidakmampuan untuk minum secara memadai adalah penyebab potensial lainnya dehidrasi. Apakah itu adalah kurangnya ketersediaan air atau kurangnya kekuatan untuk minum dalam jumlah yang memadai, ini, ditambah dengan rutinitas atau air yang luar biasa kerugian dapat menambah tingkat dehidrasi.
D.
PATOFISIOLOGI
Kekurangan
cairan atau dehidrasi terjadi jika cairan yang dikeluarkan tubuh melebihi
cairan yang masuk. Tentu, mekanisme tubuh manusia yang sangat dinamis menjaga
manusia untuk terhindar dari kekurangan banyak cairan. Ketika keseimbangan
cairan dalam tubuh mulai terganggu, misalnya rasa haus akan muncul.Tubuh lalu
menghasilkan hormon anti-diuretik (ADH) untuk mereduksi produksi kencing
diginjal. Tujuannya menjaga agar cairan yang keluar tidak banyak. Air yang kita
minum umumnya cukup untuk mengganti cairan yang hilang saat beraktivitas normal
seperti bernapas, berkeringat, buang air kecil, atau buang air
besar.Dehidrasi kebanyakan disebabkan kondisi tertentu. Misalnya penyakit macam
diare, muntah, dan diabetes, atau berkeringat berlebihan dan tidak segera
menggantinya dengan minum.Saat dehidrasi, tubuh tidak hanya kehilangan air,
tapi juga kehilangan elektrolit dan glukosa.
·
Kehilangan
sekitar 2 persen cairan tubuh. Mulanya adalah rasa haus yang teramat sangat.
Mulut dan lidah kering, air liur pun berkurang. Produksi kencing pun menurun.
·
Apabila
hilangnya air meningkat menjadi 3-4 persen dari berat badan, terjadi penurunan
gangguan performa tubuh. Suhu tubuh menjadi panas dan naik, biasanya diikuti
meriang. Tubuh menjadi sangat tidak nyaman. Nafsu makan hilang, kulit kering
dan memerah, dan muncul rasa mual.
·
Ketika
cairan yang hilang mencapai 5 persen-6 persen dari berat badan,
frekuensinadimeningkat, denyut jantung menjadi cepat. Frekuensi pernapasan juga
makin tinggi, napas jadi memburu. Yang terjadi selanjutnya adalah penurunan
konsentrasi, sakit kepala, mual, dan rasa mengantuk yang teramat sangat.
·
Kehilangan
cairan tubuh 10 persen-15 persen dapat menyebabkan otot menjadi kaku, kulit
keriput, gangguan penglihatan, gangguan buang air kecil, dan gangguan
kesadaran.
·
Apabila
mencapai lebih dari 15 persen akan mengakibatkan kegagalan multi-organ dan
mengakibatkan kematian.
E.
GEJALA DAN TANDA-TANDA DEHIDRASI
Gejala dan tanda-tanda dehidrasi secara
umum :
1.
Mulut
kering dan lidah bengkak
Mulut
kering dan lidah menjadi sedikit bengkak adalah sinyal tubuh mengalami
dehidrasi. Cara terbaik untuk menghindari dehidrasi adalah minum ketika haus.
Tapi jika sudah minum masih ada tanda-tanda dehidrasi, bisa jadi ada faktor
lain yang menjadi masalahnya.
2. Urine berwarna kuning pekat
Jika
tubuh mengalami dehidrasi, ginjal akan mencoba menghemat air atau menghentikan
produksi urine. Akibatnya urine akan berwarna menjadi lebih gelap atau kuning
pekat.
3. Sembelit (sukar buang air besar)
Ketika
tubuh cukup air, makanan yang dimakan akan bergerak bebas. Usus besar (kolon)
akan menyerap air dari makanan yang dimakan dan kemudian mengeluarkan limbah
berupa feses.Ketika mengalami dehidrasi, usus besar akan menghemat air yang
menyebabkan feses menjadi keras dan kering. Hasilnya adalah sembelit.
4.
Kulit
menjadi kurang elastic
Dokter dapat menggunakan elastisitas kulit untuk
mengetes dehidrasi dengan cara mencubitnya. Jika kondisi normal, maka saat
mencubit kulit di punggung tangan lalu dilepaskan lagi akan kembali normal.
Tapi ketika kulit mengalami dehidrasi, saat dicubit lalu dilepaskan akan lambat
normalnya. Meskipun ini bukan tes terbaik dehidrasi tapi elastisitas kulit
masih merupakan tanda yang baik jika terjadi dehidrasi.
5.
Jantung
Berdebar-debar
Jantung
membutuhkan tubuh yang sehat dan normal agar berfungsi dengan benar. Jika
terjadi penurunan aliran darah dan perubahan kadar elektrolit karena dehidrasi,
biasanya jantung akan berdebar-debar.
6. Kram otot atau Kejang-kejang
Meski
belum diketahui pasti bagaimana dehidrasi mempengaruhi fungsi otot tapi diduga
terkait dengan ketidakseimbangan elektrolit. Elektrolit seperti natrium dan
kalium adalah ion yang bermuatan listrik yang membuat otot bekerja.
Jika mengalami dehidrasi kronis, maka terjadi ketidakseimbangan elektrolit yang dapat menyebabkan kram otot atau kejang yang terus menerus. Kondisi ini banyak terjadi setelah orang selesai melakukan latihan atau olahraga.
Jika mengalami dehidrasi kronis, maka terjadi ketidakseimbangan elektrolit yang dapat menyebabkan kram otot atau kejang yang terus menerus. Kondisi ini banyak terjadi setelah orang selesai melakukan latihan atau olahraga.
7. Pusing
Dehidrasi juga bisa menyebabkan pusing atau pingsan. Salah satu tanda-tanda dehidrasi adalah tubuh merasa melayang ketika buru-buru berdiri dari posisi duduk atau tidur.
Dehidrasi juga bisa menyebabkan pusing atau pingsan. Salah satu tanda-tanda dehidrasi adalah tubuh merasa melayang ketika buru-buru berdiri dari posisi duduk atau tidur.
8.
Lelah
Dehidrasi kronis akan membuat volume darah dan tekanan darah ikut turun yang membuat pasokan oksigen ke darah juga turun. Tanpa oksigen yang cukup, otot dan fungsi saraf akan bekerja lambat sehingga orang menjadi lebih mudah lelah.
Dehidrasi kronis akan membuat volume darah dan tekanan darah ikut turun yang membuat pasokan oksigen ke darah juga turun. Tanpa oksigen yang cukup, otot dan fungsi saraf akan bekerja lambat sehingga orang menjadi lebih mudah lelah.
9. Air mata kering
Air
mata digunakan untuk membersihkan dan melumasi mata. Jika cairan di tubuh
kurang, bisa membuat produksi air mata terhenti.
10. Badan selalu merasa kepanasan
Air
memainkan peran kunci dalam mengatur suhu tubuh. Ketika tubuh mulai panas kulit
akan berkeringat. Dengan berkeringat, maka suhu tubuh akan turun lagi. Karena
keringat sebagian besar terdiri dari air, maka saat mengalami dehidrasi, tubuh
akan berhenti mengeluarkan keringat yang membuat badan akan merasa kepanasan.
Gejala dan tanda dehidrasi
sesuai tingkatannya :
1. Dehidrasi
ringan
·
Muka memerah
·
Rasa sangat haus
·
Kulit kering dan pecah-pecah
·
Volume urine berkurang dengan warna lebih gelap
dari biasanya
·
Pusing dan lemah
·
Kram otot terutama pada kaki dan tangan
·
Kelenjar air mata berkurang kelembabannya
·
Sering mengantuk
·
Mulut dan lidah kering dan air liur berkurang
2. Dehidrasi
sedang
·
Tekanan darah menurun
·
Pingsan
·
Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut,
dan punggung
·
Kejang
·
Perut kembung
·
Gagal jantung
·
Ubun-ubun cekung
·
Denyut nadi cepat dan lemah
3. Dehidrasi
Berat
·
Kesadaran berkurang
·
Tidak buang air kecil
·
Tangan dan kaki menjadi dingin dan lembab
·
Denyut nadi semakin cepat dan lemah hingga tidak
teraba
·
Tekanan darah menurun drastis hingga tidak dapat
diukur
·
Ujung kuku, mulut, dan lidah berwarna kebiruan
F.
DIAGNOSIS
Gejala dan tanda klinis
dehidrasi pada usia lanjut tak jelas, bahkan bisa tidak ada sama sekali. Namun
secara umum terjadi penurunan kemampuan homeostatik seiring dengan bertambahnya
usia. Secara khusus, terjadi penurunan respons rasa haus terhadap kondisi
hipovolemik dan hiperosmolaritas. Di samping itu juga terjadi penurunan laju
filtrasi glomerulus, kemampuan fungsi konsentrasi ginjal, renin, aldoosteron,
dan penurunan fungsi ginjal terhadap vasopresin.
Gejala klasik dehidrasi
seperti rasa haus, lidah kering, penurunan turgor, dan mata cekung sering tidak
jelas. Gejala klinis yang paling spesifik dapat dievaluasi adalah penurunan
berat badan akut lebih dari 3%. Gejala klinis lainnya yang dapat membantu
identifikasi kondisi dehidrasi adalah hipotensi ortostatik.
Berdasarkan studi di
Divisi Geriatri Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, bila ditemukan askila lembab,
suhu tubuh meningkat dari suhu basal, diuresis berkurang, berat jenis (BJ) urin
lebih dari atau sama dengan 1,019 (tanpa adanya glukosolia dan proteinuria),
serta rasio blood urea nitrogen/kreatinin lebih dari atau sama dengan 16,9
(tanpa adanya perdarahan aktif saluran cerna) maka kemungkinan terdapat
dehidrasi pada usia lanjut adalah 81%. Kriteria ini dapat dipakai dengan syarat
: tidak menggunakan obat-obat sitostatik, tidak ada perdarahan saluran cerna,
dan tidak ada kondisi overlood (gagal jantung kongesif, sirosis hepaptis dengan
hipertensi portal, penyakit ginjal kronik stadium terminal, sindromnefrotik).
Dalam dunia kedokteran, pemeriksan penunjang untuk dehidrasi
adalah :
1. Kadar natrium plasma darah
2. Osmolaritas serum
3. Ureum dan kreatinin darah
4. BJ urin
5. Tekanan vena sentral (sentral venous pressure)
1. Kadar natrium plasma darah
2. Osmolaritas serum
3. Ureum dan kreatinin darah
4. BJ urin
5. Tekanan vena sentral (sentral venous pressure)
G.
KOMPLIKASI
Dehidrasi adalah umum diantara pasien-pasien
dewasa dengan diare akut yang mempunyai jumlah-jumlah feces yang besar,
terutama ketika pemasukan dari cairan dibatasi oleh kelesuan atau dihubungkan
dengan mual dan muntah. Adalah juga umum pada bayi-bayi dan anak-anak muda yang
mengembangkan viral gastroenteritis atau infeksi bakteri.
Meskipun jarang terjadi, komplikasi
dehidrasi dapat terjadi disebabkan oleh infeksi rotavirus. Dehidrasi yang tidak
ditangani dengan baik dapat membahayakan bagi anak. Rotavirus adalah virus yang
sering menyebabkan gastroenteritis akut (infeksi saluran pencernaan) pada anak,
yang ditandai dengan muntah, diare, demam, dan nyeri perut.
Dehidrasi merupakan
keadaan yang paling berbahaya
karena dapat menyebabkan penurunan
volume darah (hipovolemia) sampai
kematian bila tidak ditangani dengan tepat.
Dehidrasi
sedang jarang menimbulkan komplikasi selama cairan yang hilang cepat
digantikan. Kasus lainnya dapat mengancam jiwa, terutama pada individu yang
masih sangat muda atau sudah tua. Pada keadaan yang gawat, cairan atau
elektrolit dapat diberikan secara intravena.
Pasien-pasien dengan dehidrasi yang ringan mungkin
megalami hanya dahaga atau mulut yang kering. Dehidrasi yang sedang sampai
parah mungkin menyebabkan orthostatic
hypotension dengan syncope (pingsan waktu berdiri yang disebabkan volume
darah yang berkurang, yang menyebabkan kejatuhan dari tekanan darah waktu
berdiri), hasil urin yang berkurang, kelemahan yang parah, shock, gagal ginjal,
kebingungan, acidosis (terlalu
banyak asam dalam darah), dan koma.
H.
PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN
Dehidrasi
dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Dehidrasi sangat mudah dikenali saat
awal kejadian sehingga makin cepat dilakukan koreksi maka akan semakin baik
hasil yang didapatkan. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah
terjadinya dehidrasi antara lain :
·
Penderita diare dan muntah muntah dapat
diberikan pengobatan awal untuk mencegah kehilangan cairan yang lebih lanjut.
Obat obatan ini terutama untuk mengurangi gejala yang terjadi.
·
Obat penurun panas dapat diberikan untuk
menurunkan suhu tubuh
·
Penderita
diberikan minum sebanyak mungkin dengan cara bertahap namun frekuensinya
ditingkatkan.
Prinsip
utama pengobatan dehidrasi adalah penggantian cairan. Penggantian cairan ini
dapat berupa banyak minum, bila minum gagal maka dilakukan pemasukan cairan
melalui infus. Tapi yang utama disini adalah penggantian cairan sedapat mungkin
dari minuman.Keputusan menggunakan cairan infus sangat terggantung dari kondisi
pasien berdasarkan pemeriksaan dokter. Keberhasilan penanganan dehidrasi dapat
dilihat dari produksi kencing. Penggunaan obat-obatan diperlukan untuk
mengobati penyakit-penyakit yang merupakan penyebab dari dehidrasi seperti
diare, muntah dan lain-lain.
Dehidrasi dapat
dicegah dengan melakukan beberapa upaya berikut :
a.Lingkungan
Dehidrasi yang disebabkan oleh faktor lingkungan sangat mungkin untuk dilakukan pencegahan. Jika memungkinkan, aturlah jadual kegiatan atau aktifitas fisik yang sesuai dengan kondisi lingkungan. Jangan melakukan aktifitas berlebihan pada siang hari.
b.Olah raga
a.Lingkungan
Dehidrasi yang disebabkan oleh faktor lingkungan sangat mungkin untuk dilakukan pencegahan. Jika memungkinkan, aturlah jadual kegiatan atau aktifitas fisik yang sesuai dengan kondisi lingkungan. Jangan melakukan aktifitas berlebihan pada siang hari.
b.Olah raga
Orang yang berolah
raga pada kondisi cuaca yang panas harus minum lebih banyak cairan.
c. Umur
c. Umur
Umur sudah dan tua
sama beresikonya untuk mengalami dehidrasi.
Dehidrasi bukan kondisi yang tidak dapat dicegah namun bila terjadi dan
tertangani dengan baik maka kondisi yang tidak diinginkan bisa dihindari.
Dehidrasi kerap kali menyebabkan kulit jadi tipis dan lebih cepat kelihatan
berkerut. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah dehidrasi pada
kulit, yaitu dengan minum banyak cairan, normalnya disarankan untuk
mengkonsumsi paling sedikit 8 gelas cairan sehari, minum minuman berenergi
dapat mendorong orang-orang aktif, lebih banyak minum cairan karena kandungan
rasa dan sodium tinggi di dalamnya, hindari minuman berkafein dan yang
mengandung alkohol, keduanya sama-sama dapat menyebabkan dehidrasi, hindari
minuman yang mengandung carbonat karena pembakaran bisa menyebabkan
penggelembungan atau perasaan penuh dan mencegah pemenuhan konsumsi cairan,
mengenakan pakaian berwarna terang, yang menyerap
dan berukuran pas, usahakan berada di tempat yang sejuk, terlindungi dari
matahari dan lindungi kulit dengan sunblock kapan saja selebihnya, menyadari
dan mempersiapkan adalah cara termudah untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Di
hari yang panas, untuk orang yang sedang beraktivitas bisa mengalami dehidrasi
hanya dalam waktu 15 menit.
Jika Anda mengalami pertanda ini, segeralah hentikan aktivitas dan
beristirahatlah di tempat yang sejuk. Minum cairan sebanyak mungkin untuk
menggantikan air yang hilang dari tubuh Anda. Jenis cairan kristaloid yang
digunakan untuk rehidrasi tergantung dari jenis dehidrasinya. Pada dehidrasi
isotonik dapat diberikan cairan NaCl 0,9% atau dekstrosa 5% dengan kecepatan 25
– 30% dari defisit cairan total per hari. Pada dehidrasi hipertonik digunakan
cairan NaCl 0,45%. Dehidrasi hipotonik ditatalaksana dengan mengatasi penyebab
yang mendasari, penambahan diet natrium, dan bila perlu pemberian cairan
hipertonik
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.2012.Dehidrasi.http://smadapalapare.com/dehidrasi.html
diakses tanggal 23 Mei 2012
Anonim.2011.”Dehidrasi
dan Rencana Terapi.http://bukujaga.com/dehidrasi-dan-rencana-terapi.html
diakses tanggal 23 Mei 2012
informasi yang bermanfaat, terimakasih banyak..
BalasHapusApa itu ejakulasi? pada pandangan yg enteng pada pendapat pertalian intim (seksual), ejakulasi yakni kondisi di mana ditandai bersama keluarnya larutan pasir yg mengandung sperma permulaan sebuah Mr P atau penis. kondisi ini biasa disertai dgn kondisi badan yg dinamakan sbg “orgasme”.
BalasHapusEjakulasi alami berlangsung lantaran adanya sebuah rangsangan atau stimulasi. uang lelah stimulasi tertentu ini, sehingga penis dapat menerima ereksi. Ereksi yaitu kondisi di mana otot-otot penis mencocok atau kaku dikarenakan rongga. falsafah talenta di dalamnya mengadakan Mr P tak lembek kondisi( natural tidak dengan stimulasi).
Intinya, ejakulasi berlangsung sebab adanya ereksi dan mengatur air sperma (lelaki) yg kebanyakan dialami bertepatan bersama orgasme. dekat interaksi intim, ejakulasi berlangsung imbalan adanya rangsangan dgn saingan tipe. Namun ejakulasi terus berjalan walau tidak dengan rangsangan musuh tipe, tetapi dilakukan dgn utopia tertentu.
article from: Klinik Andrologi Jakarta
Peringatan : Sekali lagi apabila anda merasa artikel ana belum terang atau ada hal lain, sehingga kamu dapat klik Chat Online, di mana profesional saya dapat menjawab keluhan kamu, atau hubungi nomer (021)-62303060. Klinik Apollo Jakarta mengharapkan mudah-mudahan kamu selalu sembuh.
Klinik kulit dan kelamin terbaik | Biaya sirkumsisi
Pengobatan Ejakulasi dini | Dokter Spesialis kelamin di jakarta
Konsultasi Online | Free Consultasion