Senin, 04 Februari 2013

paper PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN KERJA DI LABORATORIUM


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa, dosen, peneliti dan sebagainya melakukan percobaan. Percobaan yang dilakukan menggunakan berbagai bahan kimia, peralatan gelas dan instrumentasi khusus yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan bila dilakukan dengan cara yang tidak tepat. Kecelakaan itu dapat juga terjadi karena kelalaian atau kecerobohan kerja, ini dapat membuat orang tersebut cedera, dan bahkan bagi orang disekitarnya. Walaupun petunjuk keselamatan kerja sudah tertulis dalam setiap penuntun praktikum, namun hal ini perlu dijelaskan berulang-ulang agar setiap individu lebih meningkatkan kewaspadaan ketika bekerja di laboratorium.
Keselamatan kerja di laboratorium merupakan dambaan bagi setiap individu yang sadar akan kepentingan kesehatan, keamanan dan kenyamanan kerja. Bekerja dengan selamat dan aman berarti menurunkan resiko kecelakaan. Jika telah terjadi kecelakaan maka segera diperlukan petolongan untuk menyelamatkan korban dan memperkecil risiko terjainya kerusakan yang lebih parah.
Dalam makalah ini  akan dipaparkan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan kerja di laboratorium  dimana lebih menekankan pada pertolongan pertama pada terjadinya kercunan, luka, percikan zat, tumpahan zat dan kebakaran.

1.2.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini
1.2.1.      Apa itu pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) kerja?
1.2.2.      Apa saja tujuan dari pertolongan pertama pada kecelakaan kerj di laboratorium?
1.2.3.      Apa saja jenis-jenis kecelakaan kerja yang ada di laboratorium?
1.2.4.      Bagaimanakah pertolongan pertama pada kecelakaan kerja di laboratorium?
1.2.5.      Bagaimanakah upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di laboratorium?

1.3.Tujuan
1.3.1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) kerja
1.3.2.      Untuk mengetahui tujuan dari pertolongan pertama pada kecelakaan kerja di laboratorium
1.3.3.      Untuk mengetahui jenis-jenis kecelakaan kerja yang ada di laboratorium
1.3.4.      Untuk mengetahui bagaimana pertolongan pertama pada kecelakaan kerja di laboratorium.
1.3.5.      Untuk mengetahui upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di laboratorium



1.4.Manfaat

1.4.1.      Agar mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) kerja
1.4.2.      Agar mahasiswa dapat mengetahui tujuan dari pertolongan pertama pada kecelakaan kerja di laboratorium
1.4.3.      Agar mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis kecelakaan kerja yang ada di laboratorium
1.4.4.      Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana pertolongan pertama pada kecelakaan kerja di laboratorium.
1.4.5.      Agar mahasiswa dapat mengetahui upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di laboratorium



BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Pertolongan pertama pada kecelakaan kerja (FIRST AID) adalah usaha pertolongan atau perawatan darurat pendahuluan di tempat kerja yg diberikan kepada seseorang yg mengalami sakit atau kecelakaan yg mendadak. (Buku P3K Kerja, Mukono.H.J. dan Penta B.W.(2002)
Pertolongan pertama yang harus segera diberikan kepada korban yang mendapat kecelakaan dengan cepat dan tepat sebelum dibawa ke tempat pelayanan kesehatan (presentasi Theni Aryasih).
P3K  tidak menggantikan usaha pertolongan medis oleh yang berwewenang, akan tetapi hanya secara sementara (darurat) membantu penanganan korban sampai tenaga medis diperlukan, didapatkan atau sampai ada perbaikan keadaan korban. Bahkan sebagian besar kecelakaan atau kesakitan hanya memerlukan pertolongan pertama saja.
2.2.   Tujuan dari P3K Kerja
2.2.1.      Menyelamatkan jiwa
2.2.2.      Menciptakan lingkungan yg aman
2.2.3.      Mencegah yg terluka atau sakit menjadi lebih buruk
2.2.4.      Mencegah kecacatan
2.2.5.      Mempercepat kesembuhan atau perawatan penderita setelah dirujuk ke rumah sakit
2.2.6.      Melindungi korban yg tidak sadar
2.2.7.      Menenangkan penderita atau korban yg terluka.
2.2.8.      Mencarikan pertolongan lebih lanjut.

2.3.   Jenis kecelakaan yang mungkin terjadi di laboratorium.
2.3.1.      Keracunan
Bahan-Bahan Beracun
Racun adalah setiap bahan yg bila masuk ke dalam tubuh dlm jumlah tertentu dapat membahayakan fungsi normal tubuh shg mengganggu kesehatan bahkan mengakibatkan kematian





Jalan Masuk Racun :
MULUT à TERTELAN----->

PARU à TERHISAP -------->                       TUBUH MANUSIA

KULIT à TERESAP------>
Gejala Umum Keracunan
Ø  Rasa sakit perut                                                          
Ø  Mual dan atau muntah
Ø  Diare
Ø  Rasa terbakar dari mulut sampai lambung
Ø  Sulit bernafas
Ø  Dada rasa terjepit
Ø  Telinga mendengung
Ø  Pandangan kabur
Ø  Bau asap/gas
Ø  Pernafasan bau
Ø  Kulit berubah warna atau gatal
Ø  Bibir dan kulit kebiruan
Ø  Kesadaran menurun atau tidak sadar
Ø  Sakit kepala

2.3.2.       Luka
Luka dapat terjadi akibat terbakar, tersentuh bahan yang sangat panas, terkena bahan kimia atau tertusuk benda tajam (misalnya potongan seng, besi, pecahan gelas) pada badan terutama kaki dan tangan serta mata.

2.3.3.         Percikan Zat
Percikan zat dapat berupa percikan dari asam, basa, maupun zat infeksius lainya.

2.3.4.         Tumpahan zat
Tumpahan zat dapat menyebabkan keracunan jika terserap kulit, iritasi maupun luka.

2.3.5.         Kebakaran
Kebakaran dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang mudah menyala, ledakan yang disebakan oleh reaksi kimia atau bahan-bahan kimia yang reaktif . penyebab lainnya seperti menyimpan bahan kimia yang salah atau membuang sampah yang tidak benar. Selain itu api juga  berasal dari api listrik , api pembakar Bunsen api rokok benda panas dan cahaya matahari ;langsung yang mengenai botol atau labu (pada musim panas botol dan labu dapt berfungsi sebagai lensa).


2.4.Pertolongan Pertama pada Kecelakaan Kerja di Laboratorium
2.4.1. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KERACUNAN
2.4.1.1.                           Penanganan Umum
§  Bila tidak sadar : Resusitasi à ABC; pemanggilan petugas pemadam kebakaran bila ada udara yang tercemar dgn asap/gas dll. ; segera cari pertolongan medis.
§  Bila korban sadar: tanyakan pada korban apa yg terjadi; tentukan jenis racun; atasi sesuai dengan jenis racun.
2.4.1.2.                            Penanganan Khusus Sesuai Jenis Racun
Keracunan zat korosif : minyak tanah, bubuk/cairan pembersih lantai, bensin dll.:
Ø  Korban jangan dibuat muntah, bahaya bila masuk paru2
Ø  Cuci zat yg melekat di mulut dan wajah dgn air bersih
Ø  Jangan beri apapun lewat mulut
Ø  Cari pertolongan medis.
2.4.1.3.   Tertelan obat2an atau bahan umum lain mis. Deterjen, jamur, makanan beracun.
Sebelum memanggil pertolongan medis, kurangilah kekuatan racun dengan cara :
Ø  Bila mungkin buatlah penderita muntah pada kasus racun yg tertelan
Ø  Encerkan racunà korban diberi air minum atau larutan penyelamat (air bersih, susu, larutan putih telur), lakukan ini sebelum mendapatkan alat penawar khusus racun.
Ø  Jangan sekali-kali memberi minum pada korban yg setengah sadar, tidak sadar atau saat kejang.
Ø  zat penawar yg umum: larutan sirup Ipecac, larutan hangat garam dapur à menyebabkan muntah2,
Ø  Cegah muntah masuk paru2: dgn cara letakkan korban dipangkuan tengkurap. Pada korban dewasa letakan kepala dan perut lebih rendah dari panggul, posisi kepala miring ke satu sisi.
Ø  Cara lain membuat korban muntah: dgn cara menyentuh dinding belakang tenggorokan dgn jari atau pegangan sendok. Kemudian beri larutan garam dapur.à beri larutan sampai cairan muntah bening
Dilarang membuat korban muntah bila:
Ø  Sudah muntah sendiri
Ø  Ada luka bakar mulut/tenggorokan: keracunan basa/asam kuat
Ø  Korban setengah sadar, tidak sadar atau kejang.
2.4.1.4.                           Keracunan Bahan-Bahan yang tidak Diketahui
Ø  Jangan merangsang muntah
Ø  Segera cari pertolongan medis

2.4.1.5.                           Keracunan sianida (singkong, peralatan fotografi, pada proses fumigasi)
Ø  Gejala keracunan: lidah pahit, rasa terbakar, rasa tercekik dari mulut/ hidung korban
Ø  Segera cari bantuan medis

2.4.1.6.                           Menghirup gas beracun:
Ø  Segera angkat atau seret korban (jangan biarkan korban berjalan) ke tempat udara segar.
Ø  Bukalah semua pintu dan jendela
Ø  Bila ada henti nafas lakukan resusitasi jantung paru. Hati2 bila membuat resusitasi pernafasan buatan, udara dari mulut/hidung korban jangan sampai terisap penolong
Ø  Panggil pertolongan medis
Ø  Bila korban kejang, taruhlah di ruang yang agak gelap dan tidak bising.
Ø  Lindungi diri sendiri dari kemungkinan bahaya keracunan.
Keracunan gas CO
Ø  Sifat gas CO: tdak tampak, tidak berbau.
Ø  Tanda2 keracunan CO:
-                      Sakit kepala
-                      Pening
-                      Badan lemah
-                      Kulit, bibir, kuku mungkin tampak merah terang
-                      Sesak nafas
-                      Mungkin diikuti dgn muntah dan tidak sadar
2.4.1.7.      Bahan2 yg terserap kulit
Ø  Lepaskan seluruh pakaian korban, bersihkan seluruh kulit, bila bahan berminyak baik pakai sabun, mis. Obat pembasmi serangga.
Ø  Segera cari bantuan medis
Ø  Jangan lupa bekas tempat racun, muntahan dan semua catatan dikirim bersama ke RS
2.4.1.8.   Keracunan Melalui Mulut (Tertelan)
Ø  Jika ada zat tertelan segera panggil dokter dan informasikan zat yang tertelan oleh penderita. Jika penderita muntah-muntah, beri minum air hangat agar muntah terus dan mengencerkan racun dalam perut. Jika korban tidak berhasil masukkan jari ke dalam tenggorokan korban agar muntah. Jika korban pingsan, pemberian sesuatu lewat mulut dihindarkan.
Ø  Segera bawa korban ke dokter/rumah sakit.
Ø  Jika zat beracun masuk ke mulut dan tidak sampai tertelan, beberapa tindakan dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama.
·   Jika mulut terkena asam, kumur-kumur dengan air sebanyak-banyaknya kemudian si penderita diberi minum air kapur atau susu untuk melindungi saluran penapasan.
·   Jika mulut terkena basa kuat, kumur-kumur dengan air sebanyak-banyaknya kemudian minum sebanyak-banyaknya, selanjutnya beri minum susu atau dua sendok teh asam cuka dalam 1/2 liter air.
·   Jika mulut terkena zat kimia lain yang beracun, si penderita diberi 2-4 gelas air atau susu dan diberi antidot yang umum dipakai dalam 1/2 gelas air hangat.

Zat Penawar Racun (Antidotum)
Keracunan zat alkalis (bersifat basa, kaustik): mis. Amoniak, soda pembersih, larutan kapur.
Ø  Jangan dibuat muntah
Ø  Beri antidotum larutan jeruk asam atau cuka diikuti dengan larutan putih telur 3 atau 4 butir atau minyak tumbuh2an (minyak zaitun), minyak goreng, larutan mentega atau 1 atau 2 gelas susu.
Keracunan zat asam (asam kuat) mis. Sulfat, nitrit, HCL, bateri asam
Ø  Korban jangan dibuat muntah
Ø  Beri secangkir susu, atau larutan 2 sendok teh soda kue. Kemudian beri larutan putih telur atau minyak sayur + ¼ gelas
Keracunan minyak tanah termasuk bensin, naphtha, cairan pembakar atau larutan yg mudah terbakar:
Ø  Korban jangan dibuat muntah, bahaya masuk paru2.
Ø  Beri ½ cangkir minyak mineral. Beri stimulan: kopi pekat atau teh, selimuti korban agar tetap hangat utk mencegah syok. Bila perlu beri pernafasan buatan
Keracunan asam karbonat (fenol, kreosol)
Ø  Segera berikan larutan sabun atau 2 sendok larutan garam epson. Kemudian berikan minum air hangat atau bisa diberikan larutan putih telur
Keracunan alkohol (etil), metanol (spiritus).
Ø  Buat korban muntah
Ø  Berikan larutan hangat soda kue. Diikuti dgn pemberian larutan 1 sendok teh soda kue dalam susu.

2.4.2.      PERTOLONGAN PERTAMA PADA LUKA
2.4.2.1.Luka Bakar
Kulit peka terhadap panas
Terkena suhu < 43,8oC à kulit tidak rusak
Suhu 43,8oC- 50,5oC à kerusakan kulit yg berarti
Suhu > 50,5oC à merusak seluruh bagian kulit.

Penyebab Luka Bakar
n  Akibat panas : api, uap panas, cairan panas
n  Akibat bahan kimia: larutan asam/basa kuat
n  Akibat listrik
n  Akibat radiasi, sinar matahari

Penilaian Luka Bakar
1.      Berapa % luas luka bakar : dengan Rumus “ Rule of Nine”
Rumus “Rule of Nine”
n  Cocok utk orang dewasa,utk anak2 perlu penyesuaian khusus.
n  Pada orang dewasa rumus tersebut menyatakan:
-          Kedua lengan dan tangan =   9% luas tbh
-          Kedua tungkai dan kaki     = 18% luas tbh
-          Dada dan perut masing2   = 18% luas tbh
-          Punggung atas bawah       = 18% luas tbh
-          Kepala                                =   9% luas tbh
-          Daerah kelamin                  =   1% luas tbh
-          Satu telapak tangan           +    1%  luas tbh (ini biasa dipakai utk memperkirakan jml luas luka bakar secara praktis

2.      Berapa dalam luka bakar : derajat luka bakar.
Derajat 1 : hanya mengenai lapisan luar epidermis, kulit merah, sedikit edem dan nyeri.
Derajat 2: mengenai epidermis dan sebagian dermis, bula/lepuh, edem dan sangat nyeri.
Derajat 3: mengenai seluruh lapisan kulit, kadang mencapat jaringan dibawahnya, lesi pucat, coklat sampai hitam, kering, tidak nyeri.

Berat luka bakar
A.    Ringan : derajat 1, derajat 2 luas <15%, derajat 3 luas<2%
B.     Sedang : derajat 2 luas 10-15%, derajat 3 luas 5-10%.
C.     Berat :
      - derajat 2 luas 20%
      - derajat 2 pada tangan, kaki, alat kelamin atau ketiak
      - derajat 3 luas > 10%
      - luka bakar listrik > 1000 volt
-Combustio dengan fraktur, kerusakan jaringan lunak dan gangguan jalan nafas.

Pertolongan Pertama pada Luka Bakar
Bila mungkin segera bawa korban ke rumah sakit
Bila tidak mungkin dilakukan: rendam bagian tubuh yg terbakar dalam wadah berisi air dingin
Bila luka bakar luas atau derajat berat dilakukan:
·         Jangan tarik/menarik pakaian yang melekat di luka
·         Jangan memberi minyak gosok, pelumas, odol atau antiseptik
·         Jangan memecah lepuh
·         Jangan menolong sendiri, kirim ke rumah sakit
·         Bila korban sadar berikan minum larutan garam (1/4 sendok teh tiap gelas 200cc), berikan satu gelas tiap jam.

2.4.2.2.      Luka Bakar Kimia
n  Menyebabkan iritasi kulit à dapat menimbulkan kerusakan jaringan yg parah.mis, mata (organ yg sangat rawan)
n  Bahan kimia dapt diserap kulit dan kadang2 mengakibatkan kerusakan tubuh yg fatal
n  Banyak bahan kimia bersifat korosif (asam/basa kuat) à mengakibatkan luka bakar.

Gejala dan Tanda :
Korban mungkin mengeluh kulitnya terasa nyeri
Kulit tampak bercak atau memerah, melepuh atau terkelupas
Pertolongan Pertama pada Luka Bakar Kimia
·                     Bila bgn tbh yg terkena, bilas dengan  air dingin yg mengalir selama se-kurang2 nya 10-20 menit utk mencegah kerusakan lebih jauh pad daerah yg terbakar.
·                     Per-lahan2 tanggalkan pakaian korban yg terkontaminasi sambil membilas bagian yg cedera; jaga agar penolong tdk terkontaminasi
·                     Teruskan membilas bgn yg terkena dengan air dingin sampai rasa nyeri tidak terasa.
·                     Rujuk ke RS, utk mengurangi penderitaan korban selama pengangkutan, kompreslah luka dengan kain kasa yg dibasahi dgn air sesering mungkin.
·                     Jangan melakukan usaha : “netralisasi” pada luka bakar kimia sebab panas yg dikeluarkan akan mengakibatkan kerusakan yg lebih parah.
·                     Cairan asam kuat à menyebabkan luka yg serius.
·                     Segera dibawa korban ke kamar mandi dan guyurlah beberapa kali dengan air (baik pakai shower) sampai lar. kimia bersih dari tubuh, lepaskanlah pakaian korban. Segera periksakan ke dokter.

2.4.2.3.   Luka Bakar Kimia pada Mata
n  Gejala dan tanda2:
      menunjukkan gejala rasa nyeri yg sangat.
      tanda2:
      - tidak akan tahan pada cahaya
      - bisa tertutup rapat,
      - membengkak atau berair secara berlebihan
Pertolongan Pertama pada Luka Bakar Kimia pada Mata.
·                     Jangan biarkan korban menggosok matanya yg terkena
·         Letakan bagian wajah yg terkena dibawah aliran air dingin shg aliran membilas wajahnya, dan tidak melewati mata yg sehat. Jika hal ini tidak memungkinkan à dudukan atau baringkan korban dgn kepala mendongkrak dan miring ke arah bgn yg terkena. Tutupi mata yg sehat, perlahan buka mata yg terkena dan tuangkan air yg steril dari pembilas mata atau dari segelas air kran. Periksa kedua kelompak mata setelah dibilas + 20 menit. Jika mata tertutup karena kejang akibat rasa nyeri yg hebat, pegang kelopak mata dgn kuat, lalu dgn perlahan dibuka.
·         Tutup mata dengan kain kasa steril, atau jika tdk tersedia, dgn bahan lain yg bersih tetapi tidak terlalu empuk.
·         Atur pengangkutan ke RS secepat mungkin.

2.4.2.4.      Pertolongan Pertama pada Luka Bakar Karena Benda Panas
·         Luka bakar karena panas dapat terjadi akibat kontak dengan gelas/logam panas. Jika kulit hanya memerah, olesi dengan salep minyak ikan atau levertran. Jika luka bakar diakibatkan terkena api dan si penderita merasa nyeri, tindakan yang dapat dilakukan adalah mencelupkan bagian yang terbakar ke dalam air es secepat mungkin atau dikompres agar rasa nyeri berkurang. Kemudian bawa si penderita ke dokter. Jika luka terlalu besar, hindarkan kontaminasi terhadap luka dan jangan memberikan obat apa-apa. Tutup luka dengan kain/steril yang bersih, kemudian bawa si penderita ke dokter. .

2.4.2.5.Pertolongan Pertama pada Luka Karena Asam
·         Asam yang mengenai kulit hendaknya segera dihapus dengan kapas atau lap halus, kemudian dicuci dengan air mengalir sebanyak-banyaknya. Selanjutnya cuci dengan larutan Na2CO3 1%, kemudian cuci lagi dengan air. Keringkan dan olesi dengan salep levertran.

2.4.2.6.      Pertolongan Pertama pada Luka Akibat Basa
·         Kulit hendaknya segera dicuci dengan air sebanyak-banyaknya, kemudian bilas dengan larutan asam asetat 1%, cuci dengan air, kemudian keringkan dan olesi dengan salep boor

2.4.2.7.      Pertolongan Pertama pada Luka Bakar Karena Terkena Natrium/Kalium
·         Ambil logam yang menempel dengan pinset secara hati-hati, kemudian cuci kulit yang terkena zat tersebut dengan air mengalir selama kira-kira 15-20 menit. Netralkan dengan larutan asam asetat 1%, kemudian keringkan dan olesi dengan salep levertran atau luka ditutup dengan kapas steril atau kapas yang telah dibasahi dengan asam pikrat

2.4.2.8.      Pertolongan Pertama pada Luka Bakar Karena Percikan Bromin
·         Jika kulit terkena percikan atau tumpahan bromin, kulit yang terkena segera olesi dengan larutan amoniak encer (1 bagian amoniak dalam 15 bagian air) kemudian luka tersebut tutup dengan pasta Na2CO3.
           
2.4.2.9.      Pertolongan Pertama pada Luka Bakar Karena Fosfor
·         Jika terkena kulit, kulit yang terkena dicuci dengan air sebanyak-banyaknya kemudian cuci dengan larutan CuS04 3%.

2.4.2.10.                    Pertolongan Pertama pada Luka Karena Tertusuk Benda Tajam
·         Cabut benda tersebut dengan hati-hati
·         Dekontaminasi luka
·         Desinfeksi luka
·         Beri obat pada luka
·         Beri pembalut pada luka agar tidak terkontaminasi
·         Laporkan pada petugas
·         Jika luka terlalu parah cari pertolongan medis

2.4.3.                              PERTOLONGAN PERTAMA JIKA TERJADI PERCIKAN
2.4.3.1.      Pertolongan Pertama Jika Tubuh Terkena Percikan Zat kimia
·         Jangan panik
·         Mintalah bantuan rekan anda yang berada didekat anda
·         Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung tersebut (cuci bagian yang mengalami kontak langsung tersebut dengan air apabila memungkinkan)
·         Bila kulit terkena bahan kimia, janglan digaruk agar tidak tersebat
·         Bawa ketempat yang cukup oksigen
·         Hubungi paramedik secepatnya (dokter atau rumah sakit)

2.4.3.2.      Pertolongan Pertama Jika Mata Terkena Percikan Asam
·         Jika terkena percikan asam encer, mata dapat dicuci dengan air bersih, baik dengan air kran maupun penyemprotan air. Pencucian kira-kira 15 menit terus-menerus. Jika terkena asam pekat tindakan yang dapat dilakukan sama jika terkena asam pekat pada umumnya. Kemudian mata dicuci dengan larutan Na2CO3 1%. Jika si penderita masih kesakitan bawa ke dokter.

2.4.3.3.      Pertolongan Pertama Jika Mata Terkena Percikan Basa
·         Cucilah mata yang terkena percikan dengan air banyak-banyaknya, kemudian bilas dengan larutan asam borat I %. Gunakan gelas pencuci mata

2.4.4.                               PERTOLONGAN PERTAMA JIKA TERJADI TUMPAHAN ZAT
Jika terjadi tumpahan zat hal yang perlu dilakukan adalah, 
·         Evakuasi area yang terkontaminasi
·         Dekontaminasi mata dan kulit orang yang terpajan dengan segera
·         Laporkan pada orang yang ditunjuk (biasanya Petugas Laboratorium) yang harus mengoordinasi tindakan yang diperlukan
·         Tentukan jenis tumpahan
·         Evakuasi semua orang yang tidak terlibat jika tumpahan mengandung zat yang berbahaya.
·         Amankan area yang yag terkontaminasi untuk mencegah pajanan terhadap individu lain
·         Sediakan pakaian pelindung yang sesuai bagi pekerja yang terlibat dalam proses pembersihan
·         Batasi penyebaran tumpahan.
·         Netralisasi atau desinfeksi tumpahan yang terkontaminasi jika memang diperlukan.
·         Kumpulkan semua tumpahan dan materi yang terkontaminasi (benda tajam jangan diambil dengan tangan telanjang gunakan sapu dan pengki atau peralatan lain yang sesuai). Materi yang tumpah dan benda sekali pakai yang terkontaminasi yang digunakan untuk membersihkan harus ditempatkan pada kantong atau container yang sesuai .
·         Dekotaminasi atau desinfeksi area.
·         Bilas area tersebut dan keringkan dengan kain pel kering
·         Dekontaminasi dan desinfeksi semua peralatan yang digunakan.
·         Lepaskan pakaian pelindung, kemudian dekontaminasi dan desinfeksi pakaian itu jika perlu.
·         Cari pertolongan medis jika terjadi pajanan pada materi berbahaya selama proses pembersihan.
2.4.5.      PERTOLONGAN PERTAMA JIKA TERJADI KEBAKARAN
Jika terjadi kebakaran hal-hal yang perlu dilakukan adalah,
·         Jangan panik
·         Ambil tabung gas Co2 apabila api masih mungkin dipadamkan
·         Beritahu teman anda
·         Hindari menggunakan Lift
·         Hindari menghirup asap secara langsung
·         Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat (jangan dikunci)
·         Pada gedung tinggi gunakan tangga darurat

2.5.Beberapa Upaya Pencegahan terhadap Kecelakaan Kerja di Laboratorium.
2.5.1.      Beberapa Upaya Pencegahan Terhadap Keracunan Sebagai Akibat dari Kegiatan di Laboratorium Kimia.
·         Pipet digunakan utk mengambil atau memindahkan bahan dengan jumlah tepat. Bahan2 yg tidak boleh dipipet dgn mulut ialah zat yang bersifat radioaktif, asam kuat dan pekat. Zat-zat tersebut harus dipipet dgn cara khusus, yaitu dengan menggunakan karet filler.
·         Jangan mencoba mencium senyawa-senyawa yg beracun dan harus diperhatikan bahwa senyawa-senyawa beracun dpt memasuki tubuh lewat pernapasan, mulut, kulit, dan luka
·         Jika bekerja dgn senyawa-senyawa beracun hendaknya dilakukan di lemari uap dan jika perlu gunakanlah sarung tangan. Apabila lemari uap tidak berfungsi atau tidak ada, bekerjalah di tempat terbuka atau di luar.
·         Pada saat menggunakan asbes harus dijaga agar debu yg keluar jangan sampai terisap karena dapat menyebabkan gangguan pemapasan dan paru-paru
2.5.2.      Upaya Pencegahan Terjadinya Luka
·         Gunakan alat pelindung diri (APD) sebelum dan selam bekerja dengan baik dan benar.
·         Berhati-hati dalam mereaksikan zat kimia
·         Berhati-hati dalam mengambil dan menggunakan alat gelas
·         Berhati-hati saat mengambil maupun menyimpan zat kimia
·         Selalu menaati dan mematuhi prosedur kerja yang ada di laboratorium.

2.5.3.      Upaya Pencegahan Percikan Zat
Sewaktu kita memasukkan suatu larutan dalam tabung reaksi, arahkan mulut tabung reaksi tersebut ke arah yang tidak ada orang, dan jangan sekali-kali menengok dari mulut tabung reaksi.
·         Pada saat mengisi buret, disamping harus menggunakan corong kecil, juga buret harus diturunkan sehingga mulut buret berada setinggi mata.
·         Jika mengencerkan asam pekat, tambahkan sedikit demi sedikit asam pada air, jangan sebaliknya dan lakukanlah dengan hali-hati, jika perlu gunakan kacamata laboratorium.
·         Asam-asam pekat dinetralkan dengan natrium bikarbonat padat (serbuk), kemudian dengan air yang cukup banyak. Larutan NaOH harus dinetralkan dengan NH4CI serbuk, kemudian dengan air yang cukup banyak. Larutan sublimat (HgCl2) dinetralkan dengan serbuk belerang. Setelah didiamkan sebentar, supaya terjadi penetralan, baru zat-zat tersebut dapat dibuang ke dalam air yang sedang mengalir. Selama membersihkan jangan lupa mengenakan pelindung badan dan mata.
·          
·         Upaya Pencegahan Tumpahan Zat.
·         Pastikan sebelum bekerja menggunakan APD (Alat Pelindung Diri)
·         Jangan meletakkan zat kimia di tepi meja
·         Bacalah dengan teliti label zat yang ada di botol
·         Jika akan mereakasikan ataupun mengambil bahan kima hendaknya memperhatikan prosedur kerja
.
2.5.4.      Upaya Pencegahan Kebakaran
Kecelakaan kebakaran dapat dihindari dengan cara,
·         Menyimpan bahan –bahan kimia secara benar,
·         Mengatur cahaya matahari yang masuk ke dalam gudang atau laboratorium, Mengatur kabel-kabel listrik dengan teratur
·         Mengontrol pipa gas secara kontinyu
·         Berhati-hati dalam mereaksikan bahan kimia yang berbahay, 
·         Melarang setiap orang merokok di laboratorium atau gudang kimia
·         Menyediakan alat pemadam kebakaran di laboratorium


BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Pertolongan pertama pada kecelakaan kerja (FIRST AID) adalah usaha pertolongan atau perawatan darurat pendahuluan di tempat kerja yg diberikan kepada seseorang yg mengalami sakit atau kecelakaan yg mendadak. Tujuan dari pertolongan pertama ini adalah menyelamatkan jiwa korban, menciptakan lingkungan yang aman, mencegah terluka atauu sakit menjadi lebih buruk, mencegah kecacatan, mempercepat kesembuhan atau perwatan penderita setelah dirujuk ke rumah sakit, melindungi korban yang tidak sadar, menenangkan penderita atau korban yang terluka, mencarikan pertolongan lebih lanjut. Pertolongan pertama pada kecelakaan kerja di laboratorium biasanya sangat diperlukan pada saat terjadinya kecelakaan kerja ( keracunan, luka, percikan zat, tumpahnya zat, dan kebakaran). Selain itu upaya-upaya preventif sangat diperlukan untuk mengurangi terjadinya kecelakaan kerja agar korban yang ditimbulkan tidak meluas.

3.2. Saran
Sebagai seorang pekerja laboratorium, mahasiswa maupun dosen yang berkecimpung di laboratorium perlu mengetahui dan memahami pertolongan pertama pada kecelakaan kerja di laboratorium untuk mengantisipasi jika terjadi kecelakaan kerja dan selalu mematuhi prosedur kesehatan dan keselamatan keselamatan kerja agar dapat terhindar dari kecelakaan kerja.


DAFTAR PUSTAKA

http://groups.yahoo.com/group/K3_LH/message/13915 diakses tanggal 17 Desember 2011

http://books.google.co.id/books?id=7Lauz8HpOVAC&pg=PA575&lpg=PA575&dq=pencegahan++tumpahan+zat+kimia&source=bl&ots=iEPuMNPT3K&sig=n_lFFQSKIn3sXfyxI6Ws9Ni_mzs&hl=id&sa=X&ei=tkXtTsWKHYPXrQe68YTfCA&sqi=2&ved=0CDUQ6AEwAw#v=onepage&q=pencegahan%20%20tumpahan%20zat%20kimia&f=false diakses tanggal 17 Desember 2011
Tarmizi. (2011). Keamanan dan Keselamatan di Laboraorium. http://kimia.unp.ac.id/?p= 1477 diakses tanggal 17 Desember 2011
http://chemcareasia.wordpress.com/2007/04/05/rencana-tanggap-darurat-bahan-kimia/ diakses tanggal 17 Desember 2011



1 komentar:

  1. Salam kenal,

    Analisa yang baik dalam blog ini.
    dalam laboratory safety memang harus melengkapi dengan APD/PPE, bisa melalkukan tindakan awal jika terjadi sesuatu (first responder untuk first aid / fire fighting jika bahan kimia mudah terbakar)
    serta paham mengenai emergency evacuation plan jika tidak bisa diatasi.

    Begitu urun dari saya

    SAlam,
    LT
    www.transafeindonesia.com

    BalasHapus